"Mutiara Hitam" Sumbawa Kehilangan Ribuan Populasi - Mediainfo Sumbawa
Headlines News :
Home » » "Mutiara Hitam" Sumbawa Kehilangan Ribuan Populasi

"Mutiara Hitam" Sumbawa Kehilangan Ribuan Populasi

Written By Media Info Sumbawa on Senin, 12 November 2012 | 00.47




 Mediainfo Sumbawa Satu kenyataan memperihatinkan di penghujung tahun 2012.  Wilayah timur Indonesia. Tepatnya, di Kabupaten Sumbawa yang merupakan sentra pengembangan sektor peternakan Nasional, telah terjadi penurunan populasi ternak kerbau yang di juluki “Mutiara Hitam” hingga ribuan populasi. Beralihnya minat petani untuk lebih memilih ternak sapi sebagai perioritas untuk dikembangkan, di indikasikan menjadi salah satu penyebab utama  melemahnya produksi ternak yang selalu berteman dengan lumpur hitam itu (kerbau-red).

            Menurut data, hasil rekapitulasi sementara populasi ternak, bersumber dari Dinas Peternakan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Sumbawa. Dari tahun 2011 hingga akhir oktober 2012, terdapat penurunan angka populasi ternak kerbau dari 55.173 ekor menjadi 52.258 ekor.
            Lebih menyedihkan lagi, penurunan populasi ini tidak hanya terjadi satu tahun terakhir ini. Melainkan data itu (rekapitulsi populasi ternak kerbau Sumbawa) menunjukkan penurunan siknifikan sejak 2006 lalu. Keseluruhan jumlah penurunan, sebagaimana tertulis dalam printout data seksi perencanaan dan program, Bidang Program Pengembangan Peternakan (Probangnak) di Disnakeswan. Kabupaten Sumbawa telah kehilangan 11.950 populasi selama lima tahun terakhir.Menanggapi kondisi yang cukup merugikan Kabupaten peternakan ini, Ketua Persatuan Pedagang Hewan Indonesia (PEPEHANI) Cabang Sumbawa, Ridwan,SP.  Mengatakan , berkurangnya populasi ternak kerbau merupakan satu kewajaran. Menurut Wan, sapaan akrabnya, seluruh petani peternak di Kab. Sumbawa sudah tentu lebih tertarik mengembangkan ternak sapi di banding kerbau. Karena selain pola pengembangan yang lebih mudah, para petani peternak juga tergoda dengan keuntungan yang lebih menjanjikan, karena populasi sapi jauh lebih cepat cepat jika dilihat dari waktu reproduksinya,”jadi tidak bisa kita pungkiri, akibatnya petani peternak cendrung sedikit mengabaikan potensi yang dimiliki ternak kerbau.  Meskipun mereka tidak sadar bahwa potensi ternak kerbau sebenarnya lebih besar dari sapi.” Ujarnya sembari tersenyum. 

Tidak hanya itu, lanjut pria yang dikenal ramah dikalangan pengusaha ternak itu.! Terhambatnya kuota (jumlah pengiriman) ternak kerbau yang dikirim antar  kabupaten dan pulau, yang terjadi di awal-awal tahun 2012 lalu juga merupakan salah satu penyebab penurunan  jumlah populasi “Mutiara Hitam” Sumbawa ini.!! “ Penyetopan kuota untuk Kab. Sumbawa pada April lalu, berakibat fatal. Pengeluaran ternak kerbau menjadi tidak terkendali. Para pengusaha tidak bertanggung jawab tak kehabisan akal untuk tetap menjaga agar usahanya tetap berjalan setiap hari. Dan merekapun akan berusaha mencari jalur  yang tidak diketahui pemerintah, untuk mengeluarkan ternak asal Sumbawa ke luar daerah ataupun ke luar pulau Sumbawa. Dan pemerintahpun kecolongan hingga ratusan ternak, bahkan ribuan”. Kata Ridwan tegas.
 Pemaparan tentang indakator  penyebab penurunan populasi ternak kerbau oleh pihak pengusaha pedagang hewan kemungkinan besar benar. Akan tetapi faktor tradisi dan budaya menyangkut tatacara peternak kerbau sumbawa dalam pola pemeliharaan menjadi hal penting yang harus dicermati.
            Kepala Bidang Probangnak, Ir. H. Ismail, saat ditemui wartawan majalah ini, di ruangannya beberapa waktu lalu. Mengatakan, berkurang kubangan/koda atau kuang akibat dari beralihnya fungsi “Lar”(lahan pengembalaan) ternak kerbau menjadi padang pengembalaan sapi, lahan usaha tambak, dan cetak sawah baru, sangat mempengaruhi perkembangan populasi kerbau. “kita sama-sama tahu, kerbau tidak mampu bertahan pada suhu tubuh yang terlalu panas. Maka ketika kubangan tempat yang biasa dijadikan kerbau untuk bermandikan lumpur, yang digunakan untuk melindungi diri dari suhu panas semakin berkurang, dan sekarang nyaris tidak ada, akan sangat berpengaruh bagi kesehatannya. Jika kesehatannya sudah terganggu, maka kemampuan untuk reproduksi akan semakin lemah. Tentu memperlambat perkembangannya”. uangkap  Ismail.



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Mediainfo Sumbawa - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template